Darisegi wajib dan tidaknya, sholat dibedakan menjadi dua macam yaitu sholat fardhu (Wajib) dan sholat sunah. Kedua jenis sholat tersebut secara umum bisa dilaksanakan secara munfarid. Dalam artikel kali ini, Dream akan memaparkan tentang pengertian sholat munfarid dan sholat apa saja yang boleh dilaksanakan secara individu.
MaknaShalat Berjamaah. Didalam hadits dikatakan bahwa pahala shalat berjamaah adalah 27 kali dibandingkan dengan shalat sendiri. banyak orang Islam berhitung secara kuantitatif seolah-olah dengan melakukan shalat berjamaah maka ia akan menabung pahala sebanyak 27 kali. Demikian juga ketika di dalam hadis dikatakan bahwa shalat di Masjidil
Mampu menjelaskan makna Sholat berjamaah dan dapat mendirikan Sholat sunah secara individu - Mampu menjelaskan makna berpuasa serta macam-macam puasa - Tahu tata cara menyelenggarakan jenazah - Dapat membaca Ijab Qobul Zakat - Dapat menghafal minimal sebuah hadist dan menjelaskan hadist tersebut Khatolik - Tahu dan paham makna dan
Dikutipdari situs cendikia.kemenag.go.id, shalat sunah yang dikerjakan secara munfarid adalah shalat Rawatib, shalat Tahiyatul Masjid, dan shalat Istrikharah. Sedangkan untuk shalat fardhu lebih dianjurkan secara berjamaah karena mempunyai banyak keutamaan dan keistimewaan dibandingkan dengan shalat munfarid.
Vay Tiền Trả Góp 24 Tháng. - Ibadah harian yang disunahkan untuk dilakukan berjamaah yaitu salat fardu lima waktu. Salat berjamaah secara langsung dituntunkan oleh Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam dengan penekanan khusus. Setiap muslim yang melakukannya akan diganjar dengan pahala lebih besar dibanding salat sendirian munfarid. Hal ini seperti terdapat dalam hadis berikut”Shalat jama’ah melebihi shalat sendirian dengan pahala 27 derajat.” Muttafaqun alaih Penekanan khusus tentang pentingnya salat berjamaah di masjid bahkan disabdakan Nabi Muhammad melalui pengandaiannya. Beliau geram dengan orang-orang Islam yang masih saja ada yang tidak ikut salat berjamaah tanpa ada alasan yang dibenarkan syariat. Seruan beliau cukup tegas terkait hal ini. “Mau aku rasanya menyuruh orang untuk salat… kemudian aku pergi bersama beberapa orang yang membawa kayu bakar untuk mendatangi mereka yang tidak ikut salat dan membakar rumah-rumah mereka …." HR Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah dengan lafal dari Muslim Pengandaian tersebut menunjukkan kesungguhan Nabi dalam memperingatkan umatnya untuk shalat berjamaah di masjid. Namun, dikutip situs Muhammadiyah, sepanjang sejarah tidak ada rumah yang benar-benar dibakar. Bagi umat Islam yang masih memiliki keimanan kuat, akan menerima seruan tersebut kecuali kaum munafik. Salat berjamaah di masjid spesifik diwajibkan bagi muslim laki-laki. Bagi muslim perempuan, shalat mereka di rumah lebih utama dan lebih baik lagi dikerjakan berjamaah di kediamannya. Kendati demikian, Nabi Muhammad tidak melarang perempuan mengikuti salat berjamaah di masjid. “Janganlah kalian melarang para wanita pergi ke masjid dan hendaklah mereka keluar dengan tidak memakai wangi-wangian.” HR. Ahmad dan Abu Daud, hadits shahih Keutamaan Shalat Berjamaah Salat berjamaah memiliki berbagai keutamaan. Salah satunya yaitu muslim yang menjalankan salat berjamaah menjadi pembeda dari kaum munafik. Saat hati dirasuki jiwa munafik, maka muncul keengganan untuk menjalankan shalat. Dilansir laman NU, salat berjamaah menjadi perantara untuk dihapusnya dosa seorang muslim. Dia juga akan dilipatgandakan pahalanya dengan salat berjamaah ini. Dan, kedekatannya dengan Allah di waktu utama tersebut membuat doa-doanya kemungkinan dikabulkan dengan izin-Nya. Keutamaan salat jamaah lainnya yaitu dibebaskan dari siksa api neraka. Tidak siapa pun yang ingin merasakan panas api neraka dan beragam siksaan lain di dalamnya. Tidak ada pengingkaran tentang keberadaan neraka bagi orang-orang beriman. Dari Anas radhiyallahu anhu, dia mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa salat jamaah dengan ikhlas karena Allah selama 40 hari dengan mendapati takbir pertama takbiiratul ihram, maka dia dibebaskan dari dua perkara dibebaskan dari neraka dan dibebaskan dari kemunafikan." HR. At-Tirmidzi, no. 241. Lihat silsilah al-Ahadits ash-Shahîhah, no. 2652 Tata Cara Shalat Berjamaah Salat berjamaah memiliki tata cara tersendiri. Imam dan makmum memiliki berbagai hal yang mesti diperhatikan sesuai kedudukannya masing-masing. Berikut tata caranya 1. Penetapan imam. Imam dalam salat berjamaah dipilih dengan mengutamakan mereka yang mempunyai banyak hapalan AlQur'an dan lebih memahami hukum Islam. Jika ada beberapa yang dinilai setara, dipilih kembali yang lebih mengetahui sunah-sunah Nabi Muhammad. Jika masih ada beberapa yang setara, dipilih yang usianya lebih tua. “Rasulullah SAW berkata kepada kami “Hendaknya yang menjadi imam shalat suatu kaum adalah yang paling hafal al Qur`an dan paling baik bacaannya. Apabila dalam bacaan mereka sama, maka yang berhak menjadi imam adalah yang paling dahulu hijrahnya. Apabila mereka sama dalam hijrah, maka yang berhak menjadi imam adalah yang paling tua. Janganlah kalian menjadi imam atas seseorang pada keluarga dan kekuasaannya, dan jangan juga menduduki permadani di rumahnya, kecuali ia mengizinkanmu atau dengan izinnya” [HR Muslim] 2. Posisi imam dan makmum. Posisi imam terhadap makmum mengikuti kaidah berikut Jika hanya ada imam dan satu makmum laki-laki, maka makmum berdiri di sebelah kanan dan sejajar posisi imam Jika imam laki-laki diikuti satu atau lebih jamaah perempuan, maka posisi makmum di belakang imam. Jika imam diikuti dua orang atau lebih dan semuanya sama jenis kelaminnya, maka makmum berdiri membentuk shaf di belakang imam. Shaf dibentuk dari belakang imam secara tepat, lalu memenuhi ke sebelah kanan, baru diteruskan dengan memenuhi sebelah kiri imam sampai penuh. Jika makmumnya laki-laki dan perempuan, maka makmum laki-laki di depan, lalu makmum perempuan di belakang makmum laki-laki. Hal ini berlaku bagi berapa pun makmumnya. Cara menyusun shaf diawali dari tengah dan tepat di belakang imam. Selanjutnya, memenuhi dulu sisi kanan dari belakang imam, diteruskan dari belakang imam ke kiri. 3. Cara makmum yang terlambat masbuq untuk ikut dalam salat berjamaah yaitu tetap tenang dan tidak terburu-buru tuma'ninah. Dia kemudian melakukan takbiratul ihram, lantas takbir untuk mengikuti gerakan imam yang sedang dilakukan saat itu. 4. Akhlak sebagai imam dalam shalat berjamaah di antaranya meringankan salat, tidak bertakbir sebelum muadzin mengumandangkan iqamah, meninggikan suara ketika bertakbir takbiratul ihram, membaca surah dengan suara keras saat shalat jahar, hingga menghadap ke jamaah saat selesai mengucap salam 5. Akhlak sebagai makmum dalam salat berjamaah antara lain masuk ke barisan shaf shalat, mengikuti semua gerakan imam, dan tidak mendahului gerakan juga Apa itu Munfarid dan Jamaah dalam Ibadah Sholat? Cara Shalat Jamak & Qashar beserta Bacaan Niatnya Lengkap Hukum Shalat Berjamaah Adalah Bervariasi, Fardu Ain, Mubah, Sunah? - Pendidikan Kontributor Ilham Choirul AnwarPenulis Ilham Choirul AnwarEditor Dhita Koesno
Jakarta - Pelaksanaan salat dalam Islam dikelompokkan menjadi dua yakni, salat berjamaah dan salat sendirian atau munfarid. Bagi siswa, makna salat berjamaah ini sudah termasuk dalam salah satu topik pembelajaran Pendidikan Agama Islam PAI kelas 7 SMP di namanya, salat berjamaah dimaknai sebagai salat yang dikerjakan oleh dua orang atau lebih secara bersama-sama. Kemudian, salah satu dari mereka menjadi imam, sedangkan yang lainnya menjadi Ringkasan Khusus Pendidikan Agama Islam oleh A. Miftahul Basar, anjuran dan keutamaan dari salat berjamaah telah banyak diriwayatkan dalam sejumlah hadits. Salah satunya adalah pahala yang dilipatkan sebanyak dua puluh tujuh derajat dibandingkan dengan salat SAW bersabda,صَلاَةُ الْجَمَاعَةِ أَفْضَلُ مِنْ صَلاَةِ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةًArtinya Dan Rasulullah SAW bersabda, "Salat berjamaah lebih utama dibandingkan salat sendirian dengan dua puluh tujuh derajat," HR Bukhari dan Muslim.Selain itu, ada sejumlah alasan lain mengapa Rasulullah SAW sangat menekankan anjuran salat berjamaah ini. Dikutip dari buku Salat Berjamaah dan Permasalahannya karya Wawan Shofwan Sholehudin berikut empat keutamaan di balik pelaksanaan salat Keutamaan Salat Berjamaah dalam Islam1. Dijauhkan dari sifat munafikKeutamaan salat berjamaah yang pertama adalah dapat dijauhkan dari sifat munafik. Sebab, salah satu sifat orang munafik adalah yang bermalas-malasan dalam salat. Allah SWT berfirman dalam surat An-Nisa ayat 142,إنَّ المُنَفِقِيْنَ يُخَدِعُوْنَ اللهَ وَهُوَ خَدِعُهُمْ وَإذَا قَامُوا إلىَ الصَّلاَةِ قَامُوْا كُسَالَى يُرَاءُوْنَ النَّاسَ وَلاَ يَذْكُرُوْنَ اللهَ إلاَّ قَلِيْلاًArtinya "Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah. Dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk salat, mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya' dengan sholat di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali."Hal ini ditegaskan dalam salah satu hadist, Rasulullah SAW bersabda,لَيْسَ صَلاَةٌ أثْقَلَ عَلَى المُنَافِقِينَ مِنْ صَلاَةِ الفَجْرِ وَالعِشَاءِ ، وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْواً"Tidaklah ada salat yang lebih berat bagi orang-orang munafik melebihi salat Shubuh dan Isya'. Dan seandainya mereka mengetahui pahala pada keduanya, niscaya mereka akan datang berjamaah meskipun dengan merangkak." Muttafaqun 'Alaih2. Menjadi syiar bagi masyarakatKeutamaan salat berjamaah di masjid salah satunya adalah dapat bersilaturahmi dengan muslim saleh lainnya. Salat berjamaah merupakan lembaga pendidikan atau lebih tepat disebut laboratorium pendidikan yang sangat besar akan berkembang bersama orang-orang yang memiliki tradisi yang saleh. Tepatnya, menjadi orang-orang yang memiliki tanggung jawab yang besar kepada Allah Diampuni dosanyaKeutamaan salat berjamaah lainnya bagi wanita dan laki-laki yakni diampuni dosanya oleh Allah SWT. Sebagaimana Rasulullah bersabda,إِذَا قال اْلإِمَامُ غَيْرِ اْلمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلاَالضّآلّين فَقُوْلوُا آمين, فَإِنَّهُ مِنْ وَافَقَ قَوْلُهُ قَوْلُ اْلمَلاَئِكَةِ غَفِرَ لَهُ ماَتَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ - رواه البجارى و مسلمArtinya "Jika imam mengucapkan "Ghoiril maghdhubi 'alaihim waladhdholliin", maka ucapkan amin, karena sesungguhnya siapa yang mengucapkan amin bersamaan dengan ucapan malaikat maka ia akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu."4. Meningkatnya kualitas salatMelalui salat berjamaah, hal ini dapat melatih seorang muslim untuk melakukan sholat di awal waktu disertai dengan kekhusyukan. Kualitas dalam salat ini perlu diperhatikan sebab menjadi poin penting dalam ibadah hadits, kualitas salat terdiri dari dua tahap, yaitu sahnya salat dan diterimanya salat. Rasulullah SAW bersabda,"Barang siapa membeli baju seharga sepuluh dirham, sedangkan padanya terdapat satu dirham berupa uang haram, Allah tidak akan menerima salatnya selama ia mengenakan baju tersebut," HR Ahmad dari Ibnu Umar.Nah, itu dia makna-makna dari salat berjamaah yang perlu dipahami oleh siswa. Semoga penjelasan ini bermanfaat ya, detikers! Simak Video "Hii, Ada Helm Gerak Sendiri di Kantor Dishub Probolinggo" [GambasVideo 20detik] rah/lus
- Salat sunah merupakan ibadah yang dianjurkan Islam. Fungsinya adalah sebagai pelengkap ibadah wajib. Jika ada kekurangan di ibadah wajib, maka amalan sunah akan menambalnya. Dalil anjuran mengenai salat sunah ini tergambar dalam hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah RA bahwasanya Nabi Muhammad SAW bersabda “Sesungguhnya amal hamba yang pertama kali dihisab pada hari Kiamat adalah salat fardu. Itu pun jika sang hamba menyempurnakannya. Jika tidak, maka disampaikan, 'Lihatlah oleh kalian, apakah hamba itu memiliki amalan [salat] sunah?' Jika memiliki amalan salat sunah, sempurnakan amalan salat fardu dengan amal salat sunahnya. Kemudian, perlakukanlah amal-amal fardu lainnya seperti tadi,” Ibnu Majah. Salat sunah berbeda dari salat wajib, pengerjaannya dianjurkan dan memperoleh pahala. Namun, jika tidak dikerjakan, tidak dikenai dosa. Dari sisi pelaksanaannya, salat sunah terbagi menjadi tiga yaitu 1 Salat sunah yang lazimnya dikerjakan berjemaah. Contohnya, salat Idulfitri, Iduladha, Istiska, dan salat gerhana;2 Salat sunah yang lazimnya dikerjakan sendirian atau munfarid, seperti salat Rawatib, Istikharah, dan salat Tahiyat Masjid; dan 3 Salat sunah yang dapat dikerjakan berjemaah dan dapat dikerjakan munfarid. Contohnya adalah salat Tarawih, Witir, Duha, Tahajud, dan salat Tasbih. Penjelasan berikut ini akan menjabarkan mengenai salat sunah yang dapat dikerjakan berjamaah dan juga situasi pendemi Covid-19 seperti ini, salat sunah yang bisa dikerjakan berjamaah dan munfarid ini ditekankan agar didirikan di rumah saja. Pengerjaannya bisa dilakukan sendirian atau bersama keluarga. Sebagai misal, salat tarawih pada Ramadan diimbau agar dikerjakan bersama keluarga di rumah atau munfarid, alih-alih dikerjakan di masjid untuk mencegah penularan Covid-19. Dalam uraian "Salat Sunah Berjemaah dan Munfarid Semakin Dekat dengan Allah SWT" yang diterbitkan Kementerian Agama RI, dijelaskan mengenai ketentuan salat sunah berjemaah dan munfarid, serta tata caranya sebagai berikut A. Salat TarawihSetiap malam di bulan suci Ramadan, seorang muslim dianjurkan untuk mengerjakan salat sunah Tarawih. Salat Tarawih ini merupakan ibadah yang khusus pada Ramadan saja dan tidak ada salat Tarawih di luar Ramadan. Salat Tarawih ini dapat dikerjakan sendirian atau berjamaah. Anjuran mendirikan salat Tarawih tertera dalam sabda Nabi Muhammad SAW "Barangsiapa beribadah [tarawih] pada Ramadan seraya beriman dan ikhlas, maka diampuni baginya dosa yang telah lampau," Bukhari dan Muslim. Tata Cara Salat TarawihPengerjaan salat Tarawih dapat didirikan dengan delapan rakaat atau 20 rakaat. Keduanya memiliki dalil yang sama-sama kuat. Pengerjaannya dapat dilakukan masing-masing dua rakaat dengan sekali salam atau empat rakaat dengan sekali salam. Landasan bahwa salat Tarawih dapat dikerjakan dalam delapan rakaat bersumber dari hadis yang diriwayatkan Aisyah RA bahwasanya ia berkata "Rasulullah SAW tidak pernah melakukan salat sunah di bulan Ramadan lebih dari sebelas rakaat. Beliau salat empat rakaat dan jangan engkau tanya bagaimana bagus dan indahnya. Kemudian beliau salat lagi empat rakaat, dan jangan engkau tanya bagaimana indah dan panjangnya. Kemudian beliau salat tiga rakaat,” Bukhari dan Muslim. Sementara itu, untuk dalil salat Tarawih 20 rakaat bersumber dari riwayat empat tabiin, yaitu Said bin Yazid, Yazid bin Rauman, Yahya bin Said Al-Qathan, dan Abdul Aziz bin Rafi’. “Umat Islam di masa Khalifah Umar bin Khattab RA beribadah di malam bulan Ramadan dengan 23 rakaat," demikian diriwayatkan dari Yazid bin Rauman, sebagaimana dikutip dari buku Sukses Ibadah Ramadan 2017 yang ditulis Ma'rif Khozin. Salat Tarawih dapat dikerjakan dengan urutan sebagai berikut 1. Mengucapkan niat salat tarawih berupa kalimat اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى Bacaan latinnya "Ushalli sunnatat Tarāwīhi rakatayni mustaqbilal qiblati adā’an lillāhi taālā."Artinya "Aku berniat salat sunah tarawih dua rakaat dengan menghadap kiblat karena Allah SWT." 2. Niat di dalam hati ketika takbiratul Mengucap takbir saat takbiratul Membaca surah Al-Fatihah. Kemudian membaca salah satu surah dalam Alqur'an5. Rukuk6. Itidal7. Sujud pertama8. Duduk di antara dua sujud9. Sujud kedua10. Duduk istirahat atau duduk sejenak sebelum bangkit untuk mengerjakan rakaat kedua11. Bangkit dari duduk, lalu mengerjakan rakaat kedua dengan gerakan yang sama dengan rakaat Salam pada rakaat kedua atau rakaat keempat. B. Salat TahajudSalat Tahajud merupakan salat sunah yang amat dianjurkan pengerjaannya bagi seorang muslim. Keutamaan salat Tahajud ini tertera dalam Alquran surah Al-Isra ayat 79 sebagai berikut "Dan pada sebagian malam hari, salat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji," Al-Isra [17] 79. Dilansir dari NU Online, salat Tahajud adalah salat yang dikerjakan malam hari setelah tidur, walaupun hanya sebentar. Waktu ideal pengerjaan salat Tahajud adalah sepertiga malam terakhir atau sekitar pukul dini hari sampai mendekati subuh. Pada waktu-waktu itu, disebutkan bahwasanya Allah SWT turun ke langit dunia dan doa yang dipanjatkan di sepertiga malam terakhir menjadi mustajab. Rasulullah SAW bersabda "Rabb kita Tabaraka wa Ta'ala setiap malam turun ke langit dunia ketika sepertiga malam, lantas Ia berkata, 'Siapa yang berdoa kepada-Ku maka aku beri, siapa yang meminta ampun kepada-Ku maka Aku ampuni".Tata Cara Salat TahajudDilansir dari Kemenag, salat Tahajud didirikan dengan jumlah rakaat genap, minimal dua dan dapat ditambah kelipatannya. Karena itulah, salat tahajud dapat dikerjakan dalam dua, empat, enam, delapan, 12 rakaat dan seterusnya. Secara rinci, pengerjakan salat Tahajud dua rakaat, tata caranya adalah sebagai berikut 1. Membaca niat salat Tahajud, lafalnya adalah أُصَلِّيْ سُنَّةَ التَهَجُّدِ رَكْعَتَيْنِ لِلهِ تَعَالَى Bacaan latinnya "Ushalli sunnatat tahajjudi rakataini lillāhi taālā."Artinya "Aku berniat salat sunah tahajud dua rakaat karena Allah." 2. Membaca takbiratul Membaca surah Al-Fatihah, lalu dilanjutkan salah satu surah dalam Alquran4. Sujud Duduk di antara dua sujud8. Sujud kedua rakaat Berdiri dan mengulang urutan di atas sejak membaca surah Al-Fatihah hingga sujud Duduk Mengucapkan salam, menoleh ke kanan dan kiri. C. Salat WitirLazimnya, salat Witir adalah salat penutup yang dikerjakan usai mendirikan salat-salat malam, seperti salat Tarawih, Tahajud, salat Hajat, dan lain sebagainya. Kendati demikian, salat Witir juga dapat dikerjakan secara tersendiri, tanpa harus didahului salat-salat sunah malam lainnya. Salat Witir dianjurkan didirikan secara munfarid, kecuali pada Ramadan sebaiknya dikerjakan berjamaah. Pengerjaan salat Witir ini dilakukan dengan rakaat ganjil, mulai dari satu rakaat, tiga, lima, hingga maksimal 11 rakaat. Kesunahan salat Witir ini tertera dalam sabda Nabi Muhammad SAW " ... [salat Witir itu adalah hak setiap muslim, siapa yang lebih suka witir lima rakaat, maka kerjakanlah, dan barang siapa yang lebih suka witir satu rakaat, maka kerjakanlah," Abu Daud dan Nasa'i. Tata Cara Salat WitirUraian berikut ini menjelaskan mengenai tata cara salat Witir yang didirikan dengan tiga rakaat. Secara umum, terdapat dua cara yang dapat digunakan untuk pengerjaan salat Witir tiga rakaat, yaitu dengan dua salam atau satu salam. Berikut rinciannya Pertama, urutan tata cara salat Witir tiga rakaat dengan dua salam adalah sebagai berikut 1. Mengucapkan bacaan niat salat Witir dengan dua rakaat. Bacaan niatnya adalah sebagai berikut أصلى سنة من الوتر ركعتين لله تعالى Bacaan latinnya "Ushallii sunnatam minal witri rak'ataini lillaahhi ta'aalaa."Artinya "Aku berniat salat sunah Witir dua rakaat karena Allah ta'ala." 2. Mengucapkan takbir ketika takbiratul Membaca surah Al-Fatihah dan setelah itu membaca salah satu surah dalam Sujud Duduk di antara dua Sujud Berdiri kembali pada rakaat kedua,10. Membaca surah surah Al-Fatihah dan membaca salah satu surah dalam Sujud Duduk di antara dua Sujud Duduk tasyahud akhir rakaat Salam pada akhir rakaat Kemudian, kembali salat satu rakaat dengan membaca niat salat witir satu rakaat, serta melakukan urutan yang sama seperti di rakaat pertama, diakhiri tasyahud akhir dan salam. Niat untuk salat Witir satu rakaat adalah sebagai berikut أصلى سنة من الوتر ركعة لله تعالى Bacaan latinnya "Ushallii sunnatam minal witri rak'atal lillaahhi ta'aalaa."Artinya "Aku berniat salat sunah Witir satu rakaat karena Allah ta'ala." Kedua, urutan tata cara salat Witir tiga rakaat dengan satu salam adalah sebagai berikut 1. Mengucapkan bacaan niat salat witir sendiri untuk tiga rakaat. Bacaan niat salat Witir dengan tiga rakaat adalah sebagai berikut اُصَلِّى سُنَّةَ الْوِتْرِ ثَلَاثَ رَكْعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى Bacaan latinnya "Ushalli sunnatal witri tsalâtsa rakaâtin mustaqbilal qiblati adâ’an lillâhi taâlâ"Artinya "Aku berniat salat sunah Witir tiga rakaat dengan menghadap kiblat, karena Allah Ta’ala." 2. Mengucapkan takbir ketika takbiratul Membaca surah Al-Fatihah dan setelah itu membaca salah satu surah dalam Sujud Duduk di antara dua Sujud Berdiri kembali pada rakaat Membaca surah surah Al-Fatihah dan kemudian membaca salah satu surah dalam Sujud Duduk di antara dua Sujud Berdiri kembali pada rakaat Membaca surah surah Al-Fatihah dan kemudian membaca salah satu surah dalam Sujud Duduk di antara dua Sujud Duduk tasyahud Salam. D. Salat DuhaKetika matahari terbit setinggi tombak hingga menjelang masuknya waktu salat Zuhur, seorang muslim dianjurkan mendirikan salat Duha. Salat Duha minimal dikerjakan dua rakaat dan dapat ditambah kelipatannya. Salat Duha ini merupakan sunah Nabi Muhammad SAW yang ia wasiatkan kepada Abu Hurairah "Rasulullah, kekasihku itu berwasiat padaku tiga hal puasa tiga hari setiap bulan, dua rakaat salat Duha [setiap hari], dan salat Witir sebelum tidur."Selain itu, Allah SWT juga menjanjikan ampunan dosa bagi yang rutin mendirikan salat Duha sebagaimana tertera dalam sabda Nabi Muhammad SAW "Siapa yang membiasakan diri [untuk menjaga] salat duha, dosanya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan," Tirmidzi. Tata Cara Salat DuhaSeorang muslim dapat mendirikan salat Duha, minimal dua rakaat dan dapat ditambah kelipatan genapnya. Jika lebih dari dua, maka pengerjaannya adalah dengan satu salam setiap dua rakaat, kemudian mengulangi lagi salat dua rakaat berikutnya. Hal ini didasarkan pada hadis yang diriwayatkan Ummu Hani, ia berkata "Rasulullah SAW pada tahun terjadinya Fathu Makkah, beliau salat Duha delapan rakaat,” Bukhari. Secara rinci, pengerjakan salat Duha dua rakaat, tata caranya adalah sebagai berikut 1. Membaca niat salat Duha, lafalnya adalah أُصَلِّيْ سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنِ لِلهِ تَعَالَى Bacaan latinnya "Ushalli sunnatad dhuhā rakataini lillāhi taālā."Artinya "Aku menyengaja salat sunah duha dua rakaat karena Allah SWT." 2. Membaca takbiratul Membaca surah Al-Fatihah, lalu dilanjutkan salah satu surah dalam Alquran4. Sujud Duduk di antara dua sujud8. Sujud kedua rakaat Berdiri dan mengulang urutan di atas sejak membaca surah Al-Fatihah hingga sujud Duduk Mengucapkan salam, menoleh ke kanan dan kiri. E. Salat TasbihSesuai dengan namanya, salat Tasbih adalah salat sunah untuk memperbanyak tasbih. Di dalam salat ini, tasbih dibaca setidaknya sebanyak 300 kali. Pengerjaannya dapat dilakukan siang hari atau malam hari. Tidak ada waktu khusus untuk mendirikan salat Tasbih. Salat Tasbih ini hukumnya sunah sesuai dengan hadis yang diriwayatkan Abdullah bin Abbas ketika ia mengajarkan kepada pamannya Abbas bin Abdul Muthallib mengenai salat Tasbih "Wahai Abbas, pamanku, sukakah paman, aku beri, aku ajari 10 macam kebaikan yang dapat menghapus 10 macam dosa? Jika Paman mengerjakan hal tersebut, Allah akan mengampuni dosa-dosa Paman, baik yang awal maupun yang akhir, baik yang sudah lalu maupun yang akan datang, baik yang disengaja maupun tidak, baik yang kecil maupun yang besar, baik yang samar-samar maupun yang macam kebaikan itu adalah, Paman mengerjakan salat empat rakaat, dan setiap rakaat membaca Al-Fatihah dan surah, apabila selesai membaca itu, dalam rakaat pertama dan masih [dalam posisi] berdiri, bacalah "Subhanallah wal hamdulillah walaa ilaaha illallah wallahu akbar" sebanyak 15 kali, lalu rukuk, dan dalam rukuk membaca bacaan seperti itu sebanyak 10 kali, kemudian mengangkat kepala dari rukuk [iktidal] juga membaca itu 10 kali, lalu sujud juga membaca 10 kali, setelah itu mengangkat kepala dari sujud [duduk di antara dua sujud] juga membaca 10 kali, lalu sujud juga membaca 10 kali, kemudian mengangkat kepala dan membaca 10 kali, jumlahnya ada 75 kali dalam setiap rakaat, paman dapat melakukannya dalam empat rakaat." Abu Dawud. Tata Cara Salat TasbihSalat tasbih dikerjakan dengan jumlah empat rakaat, baik itu dengan sekali salam atau dua kali salam. Jika dikerjakan dengan dua kali salam, maka salat Tasbih didirikan masing-masing dua rakaat. Tata cara pengerjaan salat tasbih adalah sebagai berikut. 1. Membaca niat salat Tasbih, lafalnya adalah أُصَلِّيْ سُنَّةَ التَسْبِيْحِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ لِلهِ تَعَالَى Bacaan latinnya "Ushalli sunnat tasbīhi arbaa rakātin lillāhi taālā."Artinya, “Aku menyengaja salat sunah tasbih empat rakaat karena Allah Ta'ala.” 2. Takbiratul Membaca Surah Al-Fatihah4. Membaca surah Membaca tasbih Subhanallah wal hamdulillah walaa ilaaha illallah wallahu akbar 15 Rukuk, membaca tasbih Sebelum bangun iktidal, membaca tasbih Subhanallah wal hamdulillah walaa ilaaha illallah wallahu akbar 10 Di posisi iktidal sebelum sujud, membaca tasbih Subhanallah wal hamdulillah walaa ilaaha illallah wallahu akbar 10 Dalam posisi sujud sebelum bangun untuk duduk di antara dua sujud membaca tasbih Subhanallah wal hamdulillah walaa ilaaha illallah wallahu akbar 10 Duduk di antara dua Dalam posisi duduk, sebelum sujud kedua, membaca tasbih Subhanallah wal hamdulillah walaa ilaaha illallah wallahu akbar 10 Sujud Dalam posisi sujud kedua, sebelum bangun, membaca tasbih Subhanallah wal hamdulillah walaa ilaaha illallah wallahu akbar 10 Duduk untuk bangun melanjutkan rakaat kedua. Sebelum bangun dalam posisi duduk membaca tasbih Subhanallah wal hamdulillah walaa ilaaha illallah wallahu akbar 10 Bangun, melakukan rakaat kedua seperti rakaat Untuk rakaat terakhir sebelum salam, baik itu rakaat kedua atau rakaat keempat, sebagai ganti poin 15, sebelum salam membaca tasbih Subhanallah wal hamdulillah walaa ilaaha illallah wallahu akbar 10 kali sehingga tetap dalam rakaat tersebut tasbih diucapkan 75 juga Shalat Sunah Munfarid Macam-Macam, Ketentuan dan Tata Caranya Shalat Sunah Berjamaah Jenis, Ketentuan & Tata Cara Pelaksanaannya - Pendidikan Kontributor Abdul HadiPenulis Abdul HadiEditor Dhita Koesno
Pengertian Sholat merupakan ibadah rutin yang wajib dikerjakan oleh umat Islam sebagai sarana pendekatan diri terhadap Allah, terutama sholat fardhu. Sholat teramat penting bagi umat muslim, karena menjadi tiang agama. Isinya adalah ucapan serta perbuatan yang dimulai dari takbiratul ihram, lalu diakhiri salam dengan rukun juga syarat-syarat tertentu. Walau untuk menunaikannya telah diajarkan semenjak masih kecil, banyak keutamaan-keutamaan ibadah ini yang belum benar-benar diketahui. Bagaimana pula hukumnya, bila seseorang meninggalkan sholat? Nah, kamu bisa menyimak penjelasan selengkapnya tentang sholat di bawah ini Pengertian Sholat1. Secara Umum2. Menurut Bahasa dan Istilah3. Menurut Hakekat4. Menurut ash-Shiddieqy5. Definisi Sholat Fardhu Menurut Bahasa6. Sholat SunnahSejarah Perintah ShalatDasar Hukum Sholat Wajib dan SunahKedudukan Sholat dalam IslamTujuanManfaat Khusyu dalam SholatMakna1. Kebersihan2. Kesopanan3. Kesehatan4. Kesabaran dan Ketenangan5. Percaya DiriMacam-Macam1. Shalat Fardhu Shalat Lima Waktua. Shalat Isya’b. Shalat Subuhc. Shalat Dzuhurd. Shalat Ashare. Shalat Maghrib2. Shalat Sunnaha. Shalat Rawatibb Shalat Idain 2 Hari Rayac. Shalat Istisqa’d. Shalat Tahiyatul masjide. Shalat Dhuhaf. Qiyamul Lail Tahajud, Tarawih, dan Witirg. Sholat Sunnah Wudhuh. Sholat Istikharahi. Sholat Sunnah Gerhanaj. Sholat Sunnah Safark. Sholat HajatSyarat Sah ShalatRukun ShalatSunnah-SunnahHal-Hal yang Membatalkan Shalat Sumber 1. Secara Umum Definisi umum dari shalat meliputi segala bentuknya, yang bermula dari gerakan takbiratul ihram bersama pelafalan niat dalam hati dan ditutup dengan salam. Semua ucapan dan tindakan yang tergolong rukun sholat, memiliki arti serta makna khusus dengan tujuan untuk menimbulkan kedekatan batiniah antara hamba dengan Sang Pencipta. 2. Menurut Bahasa dan Istilah Bila secara bahasa, asal kata “sholat” adalah Bahasa Arab yang artinya do’a. Sementara itu menurut istilah, definisi shalat yakni sebentuk peribadahan yang terdiri dari rangkaian kegiatan, mulai dari takbiratul ikram disertai niat dalam hati lalu diakhiri dengan mengucap salam. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara penggunaan kata tersebut untuk menamai ibadahnya dengan pengertian menurut segi etimologis. Sebab toh ada kandungan doa-doa permohonan, permintaan ampunan taubat, dan sebagainya dalam shalat. 3. Menurut Hakekat Berdasarkan hakekatnya, sholat itu menghadapkan diri sendiri dan segala isinya untuk Allah SWT. Proses yang “semestinya” mampu memberikan rasa takut kepada-Nya dan dapat membangkitkan kesadaran mendalam pada tiap-tiap jiwa atas kebesaran dan kuasa Allah SWT. 4. Menurut ash-Shiddieqy Menurut pandangan beliau, sholat itu penggambaran rukhus atau jiwa sholat. Maksudnya, mengharapkan sepenuh hati dan jiwa raga hanya kepada Allah dengan segala kekhusyu’an dihadapan-Nya dan keikhlasan yang disertai hati yang senantiasa berdzikir, berdoa, dan memuji-Nya. 5. Definisi Sholat Fardhu Menurut Bahasa Sholat yang tergolong fardhu terbagi dua, yakni fardhu ain shalat yang wajib dilakukan serta tak bisa digantikan orang lain, yaitu shalat 5 waktu serta Shalat Jumat untuk laki-laki. Sementara fardhu kifayah merupakan ibadah shalat yang wajib dilaksanakan, tapi tidak ada kaitannya dengan diri sendiri, seperti sholat jenazah. Sholat wajib yang paling utama itu sendiri ada 5, yakni Isya, Subuh, Dzuhur, Ashar, dan Maghrib. 6. Sholat Sunnah Lalu sholat sunnah adalah ibadah shalat yang bila dilakukan akan memperoleh pahala, namun bila ditinggalkan pun takkan berdosa. Macamnya sendiri ada 2, yakni sunnah muakkad yang dianjurkan disertai penekanan kuat, misalnya sholat pada Hari Raya Idul fitri dan Idul adha. Kemudian ada shalat sunnah ghairu muakkad yang juga dianjurkan, hanya saja tanpa penekanan kuat misalnya Sholat Rawatib. Sejarah Perintah Shalat Shalat sebagai cara untuk menyembah Allah telah ada bahkan semenjak Rasulullah Muhammad SAW belum diutus menjadi nabi terakhir. Berkat rahmat dari Allah, Nabi Muhammad pun mendapat wahyu sebagai pembaruan syariat sholat dari para nabi sebelum Beliau. Syariat untuk melaksanakan sholat fardhu lantas disempurnakan, ketika Allah menurunkan wahyu kepada Nabi SAW melalui peristiwa Isra Mi’raj, yang berlangsung kira-kira 18 bulan sebelum hijrah. Rasulullah SAW mendapat perintah untuk menegakkan shalat 5 waktu yang terdiri dari Isya, Subuh, lalu Dzuhur, kemudian Ashar, serta Maghrib dalam peristiwa itu. Maka semenjak saat itu, shalat 5 waktu dalam sehari semalam diwajibkan kepada Nabi Muhammad beserta seluruh umatnya. Sholat 5 waktu mengandung pahala seperti 50 waktu, lebih-lebih bila dilaksanakan secara berjamaah di masjid untuk laki-laki perempuan mengerjakannya di rumah, maka akan bertambah 27 kali lipat. Dasar Hukum Sholat Wajib dan Sunah Sumber Sholat merupakan kewajiban dengan hukum yang wajib atau sunnah bergantung pada jenisnya. Shalat yang menjadi kewajiban seorang hamba terhadap Sang Pencipta ini pada dasarnya adalah ibadah yang dibutuhkan oleh manusia. Kewajiban ini menjelma jadi pondasi atau selayaknya tiang. Bila tiangnya sampai roboh, maka keseluruhan amalan pun takkan sempurna. Sebagaimana tercantum dalam Al-Qur’an surat Adz-dzariyat ayat 56, yang artinya “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” Jadi hukum mengabaikan shalat –menurut Jumhur Ulama—tergolong dosa yang besarnya melebihi dosa membunuh, berzina, merampas harta milik orang lain, meminum minuman keras, atau mencuri. Bila seseorang telah berlaku ingkar terhadap kewajiban sholat, maka kafirlah ia. Contohnya, meyakini hukum sholat itu sunnah bahkan mubah boleh dikerjakan, tak dikerjakan juga boleh. Bahkan, walau sedang dalam kendaraan saat menempuh perjalanan, baik sholat wajib maupun sunnah sebisa mungkin diupayakan dikerjakan. Salah satu caranya bisa memanfaatkan rukhsah, yakni jama dan qasar. Kedudukan Sholat dalam Islam Sholat punya kedudukan yang diagungkan dalam islam. Keutamaan ini bisa dilihat melalui beberapa poin seperti berikut ini Sholat merupakan kewajiban utama Sholat didefinisikan sebagai kewajiban paling pokok sesudah 2 kalimat syahadat dalam Rukun Islam. Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim “Kedudukan sholat masuk dalam Rukun Islam.” Rukun artinya adalah hal mutlak yang wajib dilaksanakan. Bila tak dilakukan, maka tak ada hal lain yang dapat digunakan sebagai bantuan untuk menggugurkannya. Sholat untuk membedakan antara yang muslim dan yang kafir. Rasulullah SAW bersabda “Sesungguhnya batasan antara seseorang dengan kekafiran dan kesyirikan adalah sholat. Barangsiapa meninggalkan sholat, maka ia kafir.” HR. Muslim, No. 978 Sholat menegakkan agama seseorang Sebagai tiang agama, agama seseorang tidak akan berdiri tegak dan kokoh tanpa menegakkan sholat. Amalan yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat Nabi Muhammad SAW bersabda “Sesungguhnya amal hamba yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat adalah sholatnya. Apabila sholatnya baik, dia akan mendapatkan keberuntungan dan keselamatan. Apabila sholatnya rusak, dia akan menyesal dan merugi. Jika ada yang kurang dari sholat wajibnya, Allah Tabaroka wa Ta’ala mengatakan, ’Lihatlah apakah pada hamba tersebut memiliki amalan sholat sunnah?’ Maka sholat sunnah tersebut akan menyempurnakan sholat wajibnya yang kurang. Begitu juga amalan lainnya seperti itu.” diriwayatkan oleh Abu Daud, dan di-shohih-kan oleh Syekh al-Albani Tujuan Shalat punya beragam macam tujuan hingga tak terhingga. Tujuan hakikinya adalah sebagai penanda hati untuk mengagungkan nama Allah sebagai Sang Pencipta. Tanda ini juga menandai diri manusia yang senantiasa membutuhkan Allah SWT, yang telah menciptakan alam semesta seisinya. Shalat pun membuktikan ketakwaan manusia sebagai makhluk kepada Khaliknya. Melalui salah satu ayat-Nya, tujuan shalat dinyatakan untuk menjauhkan seseorang dari perbuatan yang keji serta munkar. Sholat adalah dasar serta pedoman untuk mengatur setiap aktivitas dalam hidup manusia, baik berupa perintah maupun larangan dari Tuhan. Manfaat Khusyu dalam Sholat Sumber Melalui sholat yang baik, benar, juga khusyu, akan menembus jiwa hingga hati terdalam. Hati akan memahami dan menghayati dengan baik, kandungan makna dalam sholat tersebut. Lalu dari pemahaman tersebut, segala perbuatan yang menunjukkan kualitas sholat akan terlihat, seperti apa ibadah dan perbuatan seseorang kepada Allah, atau disebut dengan habluminallah. Sumber Hati yang senantiasa mengingat Allah SWT akan mencerminkan aura, perkataan, serta perbuatan yang terus terjaga dan terkendali, karena adanya rasa takut tak bisa mengendalikan diri dari berbuat maksiat. Manusia akan senantiasa merasa diawasi, karena segala perbuatannya akan dipertanggungjawabkan kelak di akhirat. Walau seberapapun kecilnya itu. Makna Sumber 1. Kebersihan Seseorang yang hendak mengerjakan sholat Hatinya harus bersih dari beragam kotoran, seperti sombong, marah, dendam, dengki, dan semacamnya. Perutnya harus bersih dari beragam kotoran, seperti makanan dan minuman haram, memakan makanan hasil riba, atau harta yang menjadi hak anak yatim. 2. Kesopanan Seseorang yang hendak mengerjakan sholat harus menutupi auratnya dengan kain yang tebal dan bersih, serta diharuskan mematuhi rukun-rukun dan syarat-syaratnya. 3. Kesehatan Seseorang yang akan melaksanakan sholat harus mengambil air wudhu, menyiapkan diri, dan menuju ke tempat sholat, juga mengerjakan sholat tersebut sesuai rukun-rukunnya. 4. Kesabaran dan Ketenangan Sumber Seseorang yang hendak / sedang mengerjakan sholat Dilarang terburu-buru dalam menjalankan rukun-rukunnya, baik itu wajib maupun sunnah-nya. Harus tertib berurutan dan tumakninah atau tenang hingga berhasil mencapai kekhusyu’an. 5. Percaya Diri Sumber Seseorang yang shalat harus merasa tengah berhadapan langsung dengan Allah SWT, serta senantiasa merasa diperhatikan dan diawasi oleh-Nya. Jadi bila manusia sudah mampu begitu dekat dengan Sang Pencipta Yang Maha Segalanya, tentu perasaan aman juga percaya diri akan timbul. Macam-Macam 1. Shalat Fardhu Shalat Lima Waktu Sholat yang hukumnya wajib bagi setiap orang yang sudah dewasa serta berakal sehat adalah 5 kali dalam waktu sehari semalam. Jumhur Ulama, termasuk juga Malik serta Syafi’i, berpendapat tentang jumlah sholat yang wajib itu hanya lima, sebagaimana disebutkan dalam hadis mengenai mi’raj, yaitu Isya’, Subuh, Dzuhur, Ashar, dan Maghrib. Bila kelima sholat ini tak sengaja tertinggal, maka harus ada qodho untuk menggantikannya. a. Shalat Isya’ Sumber Waktu pelaksanaannya adalah mulai dari tenggelamnya syafaq merah sesudah waktu maghrib hingga terbit fajar. b. Shalat Subuh Waktu pengerjaannya adalah sejak terbit fajar hingga matahari terbit. c. Shalat Dzuhur Permulaan waktu dilakukannya adalah seusai tergelincirnya matahari dari tengah langit. Sedangkan waktu berakhirnya ditandai dengan kesamaan panjang antara suatu benda dan bayangannya. d. Shalat Ashar Dimulainya shalat ini adalah sesudah habis waktu dzuhur, yakni bila panjang bayangan suatu benda telah melebihi panjang bendanya, hingga matahari terbenam. e. Shalat Maghrib Waktu pelaksanaannya baru dimulai saat matahari terbenam, hingga tiada lagi syafaq mega yang berwarna merah bisa terlihat. Di antara kelima waktu inilah ada yang namanya Sholat Wustho, ibadah di tengah-tengah hari dan termasuk yang paling utama menurut beberapa sumber. Sayangnya, ada banyak perbedaan pendapat di kalangan ulama dan sahabat tentang sholat apa yang dimaksud sebagai shalat wustho. 2. Shalat Sunnah Di samping sholat fardhu, masih ada yang namanya sholat sunnah dengan aturan-aturan tersendiri, baik waktu maupun tata cara pelaksanaannya. Hikmah daripada keberadaan ajaran –salah satunya—sholat sunnah sesudah sholat fardhu adalah sebagai penambal bagi sholat fardhu yang barangkali terdapat kekurangan tanpa disengaja. Syariat sholat sunnah juga sengaja ada, karena terkandung keutamaan dalam ibadah ini, yang takkan diperoleh dari ibadah-ibadah lain. a. Shalat Rawatib Sholat Sunnah Rawatib ini dilaksanakan sebelum dan/atau setelah shalat fardhu, antara lain 2 raka’at sebelum sholat subuh tak ada sunnah ba’diyah sesudah shalat subuh. 2 raka’at sebelum sholat dzuhur, dan 2 atau 4 ra’kaat setelah sholat dzuhur. 2 atau 4 raka’at sebelum sholat ashar tak ada sunnah ba’diyah setelah sholat ashar. 2 raka’at setelah sholat maghrib. 2 raka’at sebelum sholat isya’, dan 2 raka’at setelah sholat isya’. Sholat-sholat yang dilaksanakan sebelum dan setelah shalat fardhu tersebut dinamakan sunnah qobliyah dan badiyah. b Shalat Idain 2 Hari Raya Sumber Sholat saat Hari Raya ada dua dalam Islam, yakni pada Idulfitri tanggal 1 Syawal dan pada Iduladha tanggal 10 Dzulhijjah. Sumber Shalat idain sholat 2 hari raya tergolong dalam sunnah muakkad yang disyariatkan berdasarkan Al-Qur’an, as-Sunnah, dan ijma’ para ulama. Sumber Pelaksanaan sholat idain ini, menurut kesepakatan para ulama, dituntut untuk berjama’ah. Waktunya sendiri dimulai saat matahari telah sampai pada waktu zawal, dan seyogianya dilaksanakan sesudah naiknya matahari setinggi galah atau tombak. c. Shalat Istisqa’ Sholat sunnah ini dilaksanakan sebagai permohonan agar hujan lekas turun, saat kebutuhan air begitu sulit terpenuhi karena terlalu lama tidak ada hujan, melalui do’a dan permohonan agar Allah SWT menurunkannya. Sholat istisqa’ dihukumi sunnah muakkad, ketika dirasa telah perlu melaksanakannya karena sangat membutuhkan air, melalui tatanan cara-cara yang sudah diatur. d. Shalat Tahiyatul masjid Seseorang disunnahkan melaksanakan sholat 2 raka’at saat memasuki dan sebelum duduk di dalam masjid, sebagai bentuk penghormatan tahiyat terhadap masjid. Namun bila masuknya adalah saat sholat berjama’ah akan dimulai, tidak ada tuntutan lagi untuk melakukannya. Lagipula, bentuk penghormatannya sudah tercapai melalui pelaksanaan sholat wajib tersebut. Sedangkan bila masuknya saat Imam sholat Jum at sedang berkhotbah, hendaknya sholat tahiyatul masjid dilakukan seringkas mungkin. e. Shalat Dhuha Sumber Sholat sunnah ini dikerjakan minimal 2 rakaat hingga lebih dari itu. Jumlah terbanyaknya adalah 12 rakaat, sementara yang paling jamak adalah 8 rakaat. Sumber Sholat ini secara spesifik dilaksanakan pada waktu dhuha, yakni saat matahari telah naik setinggi galah / tombak, sekitar pukul 8 / 9 hingga memasuki waktu dzuhur atau tergelincirnya zawal matahari. Waktu-waktu yang paling diutamakan adalah sesudah seperempat siang. f. Qiyamul Lail Tahajud, Tarawih, dan Witir Sumber Satu-satunya shalat sunnah yang mengharuskan adanya qiyamul lail bangun malam untuk melaksanakannya sesuai perintah langsung dari Allah dalam Al-Qur’an adalah sholat malam. Sholat yang menjadi ibadah terbaik setelah shalat wajib ini disebut dengan tahajud, karena harus didahului oleh tidur sebelum pengerjaannya. Jumlah terbanyak rakaat shalat tahajud adalah 11, minimalnya adalah dua, dan umumnya 4 rakaat. Keutamaan ibadah ini disebabkan karena tingkat keberatan untuk melakukannya, saat manusia sedang nyaman-nyamannya menikmati waktu-waktu tidur, sementara mereka lalai dari mengingat Allah. Waktu yang paling utama dan terbaik untuk melakukannya adalah sepertiga akhir malam. Sholat tarawih tidaklah benar-benar qiyamul lain, karena bisa ditunaikan langsung setelah sholat isya’ dan hanya ada pada bulan Ramadhan. Sholat witir disebut demikian karena rakaatnya berjumlah ganjil, yang paling umum adalah 3 rakaat. Witir akan dikerjakan langsung setelah sholat tarawih selesai bila itu saat bulan Ramadhan, dan dilaksanakan sesudah tahajud bila itu hari-hari biasa. g. Sholat Sunnah Wudhu Shalat sunnah ini spesifiknya ditunaikan sesudah menyelesaikan wudhu. Jumlah rakaatnya adalah dua. h. Sholat Istikharah Dalam memperoleh kemantapan mengambil keputusan atas pilihan sulit yang sewaktu-waktu harus dihadapi, maka disunnahkan untuk melaksanakan sholat istiqoroh sebanyak 2 rakaat. Seusai sholat, hendaknya melafalkan tahmid dan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. i. Sholat Sunnah Gerhana Sumber Shalat sunnah ini dilaksanakan ketika gerhana bulan ataupun matahari sedang berlangsung. Jumlah untuk rakaatnya sendiri adalah 2 rakaat. j. Sholat Sunnah Safar Shalat sunnah ini dikerjakan saat seseorang akan bepergian atau baru memulai perjalanannya. Jumlah untuk rakaatnya adalah 2 rakaat. k. Sholat Hajat Ibadah ini dikerjakan sebagai satu wujud ikhtiar, supaya keinginan seseorang dapat lekas dikabulkan Allah SWT. Baik keinginan terkait jodoh, rezeki, hingga perlindungan dari segala perkara mudharat. Pelaksanaan sholat hajat minimal adalah 2, dan maksimal sampai 12 rakaat. Bila lebih dari 2 rakaat, harus ada salam di setiap selesai 2 rakaat. Pelaksanaannya bisa kapan saja, kecuali pada waktu-waktu yang memang dilarang untuk melakukan sholat, yakni sesudah subuh sampai terbitnya matahari dan sesudah ashar sampai matahari terbenam. Waktu terbaiknya adalah malam hari, terkhusus di sepertiga akhir malam berbarengan dengan tahajud. Syarat Sah Shalat Islam. Baligh. Berakal. Dakwah atau perintah rasul telah sampai kepadanya. Badan, pakaian, hingga tempat yang suci dari kotoran apapun, hadats besar maupun kecil, termasuk haid dan nifas. Mendengar atau melihat. Terjaga, yakni tidak tidur, tidak pula lupa. Menutupi aurat. Telah mengetahui kapan waktu masuknya sholat. Menghadap ke arah kiblat ka’bah. Rukun Shalat Sumber Melafalkan niat dalam hati. Posisi berdiri, bagi yang mampu. Takbiratul ihram. Membaca surat al-Fatihah. Rukuk disertai tuma’ninah. I’tidal disertai tuma’ninah. Sujud pertama disertai tuma’ninah. Duduk di antara 2 sujud disertai tuma’ninah. Sujud kedua disertai tuma’ninah. Berdiri lagi dan menyesuaikan jumlah rakaat sholatnya. Duduk tasyahud akhir. Membaca tasyahud akhir. Membaca sholawat kepada Nabi Muhammad. Memberi salam pertama kanan. Menertibkan rukun artinya melaksanakan rukun-rukun sholat secara berurutan, tak saling melompati atau mendahului. Bila salah satu rukun ada yang tertinggal dengan sengaja, maka sholatnya batal. Sunnah-Sunnah Sumber Adanya adzan dan iqomah sebelum sholat. Bersiwak menyikat gigi. Mengangkat tangan setinggi telinga. Menyatukan kedua pergelangan tangan bersedekap. Melafalkan lirih doa iftitah. Sumber Ber-taawudz. Melafalkan Aamiin, sesudah membaca Al-Fatihah. Membaca ayat atau surat lain dari Al-Qur’an sesudah membaca Al-Fatihah. Bertasbih saat sujud dan ruku’. Berdoa saat duduk di antara dua sujud. Melafalkan lirih tahiyyat dan shalawat saat rokaat kedua. Melafalkan doa qunut. Duduk iftirosy pada semua duduk dalam sholat. Duduk tawarruk atau bersimpuh ketika tahiyat akhir. Berdoa sebelum salam. Melaksanakan salam kedua sesudah salam pertama. Berdoa sesudah salam kedua. Hal-Hal yang Membatalkan Shalat Sumber Mengabaikan salah satu di antara rukun-rukun. Mengabaikan salah satu di antara syarat-syarat. Sengaja bicara selain bacaan shalat. Banyak bergerak 3x berturut-turut, selain gerakan shalat, misalnya garuk-garuk. Makan serta minum. Berhadas segala kotoran dari tubuh, seperti buang air atau buang angin. Terkena najis secara jelas. Tertawa sampai terbahak-bahak. Mendahului imam bila sedang menjadi makmum dalam sholat berjamaah. Murtad. Tak hanya ada perkara-perkara yang membatalkan sholat, ada pula hal-hal umum yang –sebetulnya salah– masih sering dilakukan. Pelaksanaan sholat tidak bisa dilakukan semaunya sendiri, tapi ada waktu-waktu yang telah ditentukan. Saat seseorang masih saja bohong, marah, usil, dan berghibah, artinya ia bukan “mengerjakan sholat” melainkan sekadar “melakukan gerakan-gerakan shalat”. Sebab sejatinya, shalat itu mencegah manusia dari perbuatan keji serta munkar, dan menjadi pengendali nafsu amarah dalam diri sendiri.
makna sholat berjamaah dan mendirikan sholat sunah secara individu